Kamis, 23 Januari 2014

VIVA LA VIDA


I used to rule the world
Seas would rise when I gave the word
Now in the morning I sleep alone
Sweep the streets I used to own

I used to roll the dice
Feel the fear in my enemy's eyes
Listen as the crowd would sing
"Now the old king is dead! Long live the king!"

One minute I held the key
Next the walls were closed on me
And I discovered that my castles stand
Upon pillars of salt and pillars of sand

I hear Jerusalem bells are ringing
Roman Cavalry choirs are singing
Be my mirror, my sword and shield
My missionaries in a foreign field

For some reason I can't explain
Once you go there was never
Never an honest word
And that was when I ruled the world

It was the wicked and wild wind
Blew down the doors to let me in
Shattered windows and the sound of drums
People couldn't believe what I'd become

Revolutionaries wait
For my head on a silver plate
Just a puppet on a lonely string
Oh who would ever want to be king?

I hear Jerusalem bells are ringing
Roman Cavalry choirs are singing
Be my mirror, my sword and shield
My missionaries in a foreign field

For some reason I can't explain
I know Saint Peter won't call my name
Never an honest word
But that was when I ruled the world

I hear Jerusalem bells are ringing
Roman Cavalry choirs are singing
Be my mirror, my sword and shield
My missionaries in a foreign field

For some reason I can't explain
I know Saint Peter won't call my name
Never an honest word
But that was when I ruled the world

Jumat, 17 Januari 2014

Sejarah Kapal Hantu Flying Dutchman Dan Kaptennya Davy Jones



Kisah Kapal Hantu Flying Dutchman ini merupakan salah satu kisah yang sangat terkenal dan telah melegenda di seluruh dunia . Sudah banyak buku ditulis dengan mengangkat cerita legenda ini, bahkan dalam film Pirates of the Caribbean: Dead Man’s Chest (2006) dan Pirates of the Caribbean: At World’s End (2007) kapal hantu ini juga ikut dimunculkan.

Tapi, entah nyata atau tidaknya kisah ini aku juga belum tahu, atau mungkin masih sama dengan legenda-legenda lainnya yang dianggap hanya sebatas cerita karang/dongeng turun-temurun.



Menurut cerita rakyat, The Flying Dutchman adalah kapal hantu yang tidak akan pernah bisa berlabuh, tetapi harus mengarungi “tujuh lautan” selamanya. Flying Dutchman selalu terlihat dari kejauhan, kadang-kadang disinari dengan sorot cahaya redup. Banyak versi dari cerita ini. Menurut beberapa sumber, Legenda ini berasal dari Belanda, sementara itu yang lain meng-claim bahwa itu berasal dari sandiwara Inggris The Flying Dutchman (1826) oleh Edward Fitzball dan novel “The Phantom Ship” (1837) oleh Frederick Marryat, kemudian di adaptasi ke cerita Belanda “Het Vliegend Schip” (The Flying Ship) oleh pastor Belanda A.H.C. Römer. Versi lainnya termasuk opera oleh Richard Wagner (1841) dan “The Flying Dutchman on Tappan Sea” oleh Washington Irving (1855).

Beberapa sumber terpercaya menyebutkan bahwa pada abad 17 seorang kapten Belanda bernama Bernard Fokke (versi lain menyebut kapten “Ramhout Van Dam” atau “Van der Decken”) mengarungi lautan dari Holland ke pulau Jawa dengan kecepatan luar biasa. Ia dicurigai meminta bantuan iblis untuk mencapai kecepatan tadi. Namun ditengah pelayarannya menuju Cape of God Hope tiba-tiba cuaca buruk, sehingga kapal oleng. Lalu seorang awak kapal meminta supaya pelayaran dihentikan . Tetapi sang kapten tidak mau, lalu dia berkata “aku bersumpah tidak akan mundur dan akan terus menembus badai untuk mencapai kota tujuanku, atau aku beserta semua awak kapalku akan terkutuk selamanya” Tiba -tiba badai menghantam kapal itu sehingga mereka kalah melawan alam. Dan terkutuklah selama-lamanya Sang Kapten bersama para anak kapalnya itu menjadi jasad hidup dan berlayar di tujuh lautan untuk selama-lamanya. Konon, Kapal tersebut dikutuk untuk melayari 7 samudera sampai akhir zaman. lalu cerita itu menyebar sangat cepat ke seluruh dunia.

Mitos akhir-akhir ini juga mengisahkan apabila suatu kapal modern melihat kapal hantu ini dan awak kapal modern memberi signal, maka kapal modern itu akan tenggelam / celaka. Bagi seorang pelaut, pertemuan yang tak diduga dengan kapal hantu The Flying Dutchman akan mendatangkan bahaya bagi mereka dan konon, ada suatu cara untuk mengelak dari kemungkinan berpapasan dengan kapal hantu tersebut, yakni dengan memasangkan tapal kuda di tiang layar kapal mereka sebagai perlindungan. Selama berabad – abad, legenda The Flying Dutchman menjadi sumber inspirasi para sastrawan dan novelis. Sejak tahun 1826 Edward Fitzball telah menulis novel The Pantom Ship (1837) yang diangkat dari pengalaman bertemu dengan kapal seram ini. Banyak pujangga terkenal seperti Washington Irving dan Sir Walter Scott juga tertarik mengangkat legenda ini.

Istilah Flying Dutchman juga dipakai untuk julukan beberapa atlet sepakbola, terutama para pemain ternama asal Belanda. Ironisnya, bintang veteran negeri Orange, Dennis Bergkamp justru dikenal sebagai orang yang phobia atau takut untuk terbang, sehingga ia dijuluki The Non-Flying Dutchman. Beberapa Laporan Penampakan The Flysing Dutchman yang sempat didokumentasikan :

1823 : Kapten Oweb , HMS Leven mengisahkan telah dua kali melihat sebuah kapal kosong terombang ambing ditengah lautan dari kejauhan , namun dalam sekejap mata kapal tersebut kemudian menghilang.

1835 : Dikisahkan pada tahun itu , sebuah kapal berbendera Inggris yang terkepung oleh badai ditengah samudera, didatangi oleh sebuah kapal asing yang disebut-sebut sebagai Kapal Hantu The Flying Dutchman , kemudian secara tiba-tiba kapal asing tersebut mendekat dan seakan-akan ingin menabrak kapal mereka , namun anehnya sebelum keduanya saling berbenturan kapal asing tersebut kemudian lenyap seketika
1881 : Tiga orang anak kapal HMS Bacchante termasuk King George V telah melihat sebuat kapal tak berawak yang berlayar menentang arus kapal mereka. Keesokan harinya , salah seorang daripada mereka ditemui mati dalam keadaan yang mengerikan.

1879 : Anak kapal SS Pretoria juga mengaku pernah melihat kapal hantu tersebut.

1939 : kapal ini terlihat di Mulkzenberg , beberapa orang yang menyaksikannya terkejut kerana kapal usang tersebut tiba-tiba menghilang

1941 : Beberapa saksi mata dipantai Glencairn melaporkan sebuah kapal usang yang menabrak batu karang dan terpecah belah , namun setelah dilakukan penyelidikan di TKP , tidak ada tanda-tanda dari bangkai kapal tersebut.

1942 : Empat orang saksi telah melihat sebuah kapal kosong memasuki perairan Table Bay kemudian menghilang.Seorang pegawai telah mendokumentasikan penemuan tersebut di dalam catatan hariannya.

1942 : Penampakan The Flying Dutchman kembali terlihat oleh awak kapal laut militer M.H.S Jubilee di dekat Cape Town di bulan agustus 1942

1959 : Awak kapal Straat Magelhaen kembali melaporakan melihat sebuah kapal misterius yang terombang-ambing ditengah lautan dalam keadaan kosong dengan teleskopnya.
Davy Jones (The Captain Of Flying Dutchman)

Davy Jones pertama kali tercatat pada tahun 1726 . Menurut kepercayaan para pelaut zaman dahulu, Ia merupakan seorang pelaut (bajak laut) yang mati tenggelam bersama kapalnya kedalam dasar lautan tetapi rohnya dipercaya tetap hidup dan menjadi simbol roh dilautan. Tidak ada seorang pun yang tau siapa Davy Jones itu, bahkan ada yang menghubung-hubungkannya dengan legenda “Kapal Flying Dutchman” dimana Davy Jones dipercaya sebagai kapten dari kapal hantu tersebut atau juga fenomena dihubungkan dengan fenomena yang sering terjadi di “segitga Bermuda”. tetapi melalui legenda dan dongeng para pelaut, dia disimbolkan sebagai roh dasar laut.

Pada 1751 namanya disebutkan dalam Bab 15 dalam buku Tobias George Smollett yang berjudul The Adventures of Peregrin Pickle: ” Demi Tuhan! Jack, Anda mungkin berkata apa yang Anda mau, tetapi aku akan terkutuk kalau itu bukan Davy Jones sendiri. Aku mengenalnya lewat mata cawannya,tiga baris giginya, tanduk dan ekornya, dan asap biru yang keluar dari lubang hidungnya. Apa yang dia mau dariku? aku yakin aku tidak pernah melakukan pembunuhan, kecuali di jalan profesiku, dan aku juga tidak pernah menganiaya siapapun sejak pertama kali aku pergi ke laut. “

Dia digambarkan sebagai sosok yang sombong dan suka meneror, “pemimpin para roh jahat dari dasar laut, dan sering terlihat dalam berbagai bentuk, berdiri di antara tali-temali kapal pada saat menjelang badai, bangkai kapal dan bencana lainnya. “
Pada tahun 1803 para pelaut menggunakan istilah “Davy Jones’s locker” sebagai bahasa slang atau istilah untuk yang pertama kali. Davy Jones’s Locker atau loker davy jones dalam bahasa Indonesia adalah sebutan untuk kuburan atau tempat peristirahatan terakhir bagi semua orang yang tewas tenggelam di laut.

“… pelaut akan bertemu kuburan bawah air, atau untuk menggunakan istilah pelaut, pergi ke Davy Jones’s locker.”

Seperti kebanyakan kisah-kisah legenda laut yang abadi, banyak terdapat teori mengenai Davy Jones. Ada yang bilang dia adalah seorang pelaut atau bajak laut yang meninggal di laut, sementara yang lain menyatakan bahwa Davy Jones adalah nama seorang pemilik bar dalam cerita balada ‘Jones Ale is Newe,’ dan loker mengerikan yang dia punya mungkin merupakan tempat di mana dia menyimpan stok minumannya.

Pemilik bar di London ini pada abad ke16,dikatakan menjalankan sebuah bar di mana para pelaut yang minum ditempatnya akan dibius dan dimasukkan ke dalam sebuah loker, dan pada saat mereka terbangun,mereka akan menemukan diri mereka telah berada disebuah kapal di laut dan menemukan bahwa mereka telah dipaksa masuk ke dalam Angkatan Laut oleh “Press Geng”(suatu unit khusus di bawah komando seorang perwira berwenang yang tugasnya memaksa orang-orang untuk masuk ke dalam dinas militer).
Beberapa ahli mengatakan bahwa Davy mungkin merupakan bentuk lain dari penyimpangan “duppy”,(roh atau hantu dalam kepercayaan orang afrika dan Indian), dan juga mengatakan bahwa tanda D dan V dalam kata Davy merupakan simbol dari setan.

 Sumber: http://kisahhorror.tumblr.com/post/23040874048/sejarah-kapal-hantu-flying-dutchman-dan-kaptennya-davy

Kamis, 16 Januari 2014

"A Whole New World"


  Ooh
I can show you the world
Shining, shimmering, splendid
Tell me, princess, now when did
You last let your heart decide?

I can open your eyes
Take you wonder by wonder
Over, sideways and under
On a magic carpet ride

A whole new world
A new fantastic point of view
No one to tell us no
Or where to go
Or say we're only dreaming

A whole new world
A dazzling place I never knew
But now from way up here
It's crystal clear
That now I'm in a whole new world with you

Unbelievable sights
Indescribable feeling
Soaring, tumbling, freewheeling
Through an endless diamond sky

A whole new world
(Don't you dare close your eyes)
A hundred thousand things to see
(Hold your breath - it gets better)
I'm like a shooting star
I've come so far
I can't go back to where I used to be

A whole new world
With new horizons to pursue
I'll chase them anywhere
There's time to spare
Let me share this whole new world with you

And in my honest observation
During this operation
(Oh)
Found a complication in your heart
So long, 'cause now you've got
Maybe just two weeks to live
Is that the most the both of you can give?

A whole new world
(A whole new world)
A new fantastic point of view
No one to tell us no
Or where to go
Or say we're only dreaming

A whole new world
(Every turn a surprise)
With new horizons to pursue
(Every moment gets better)
I'll chase them anywhere
There's time to spare
Anywhere
There's time to spare
Let me share this whole new world with you

A whole new world
(A whole new world)
That's where we'll be
(Where we will be)
A thrilling chase
A wondrous place
For you and me

Rabu, 08 Januari 2014

HIEROGLIF


Bahasa Mesir kuno yang memiliki hubungan dengan bahasa Semit kini sudah punah.
Orang Mesir saat ini berbahasa Arab. Namun, bahasa Mesir kuno telah digunakan selama lebih dari 3000 tahun dan memiliki sejumlah versi bentuk tertulis.

Apa itu Hieroglif?
Sistem penulisan yang digunakan di Mesir kuno dikenal sebagai hieroglifik (hieroglyphic) atau disebut pula hieroglif (hieroglyph).
‘Hieroglyph’ merupakan istilah yang pertama kali digunakan oleh orang-orang Yunani pada tahun 500 SM yang berasal dari kata ‘hieros’ yang berarti ‘suci’ dan ‘glypho’ yang berarti ‘mengukir’.
Orang Yunani menggunakan istilah ini karena mereka juga menggunakan huruf serupa untuk menulis teks suci mereka.
Hieroglif Mesir kuno terdiri dari berbagai gambar yang diukir di dinding monumen dan makam, serta dituliskan pada papirus.
Gambar-gambar pada hieroglif disusun untuk melambangkan huruf Mesir kuno.
Dengan kata lain, gambar yang membentuk huruf hieroglif mewakili suara suatu huruf.
Orang-orang yang diperbolehkan menulis dan membaca hieroglif Mesir kuno disebut sebagai ‘juru tulis’ yang memiliki kedudukan tinggi.
Orang-orang Mesir kuno percaya kemampaun juru tulis menuliskan hieroglif merupakan pemberian Thoth yang merupakan dewa kebijaksanaan.
Tanda baca hieroglif dibagi menjadi tiga kategori utama yaitu: logogram, merupakan tanda-tanda yang menggambarkan morfem; fonogram, merupakan tanda-tanda yang menggambarkan satu atau lebih suara; dan determinatif, merupakan tanda-tanda yang tidak mewakili suara dan morfem tetapi digunakan untuk memahami kumpulan tanda yang datang sebelumnya.
Seperti skrip lain dari periode Proto-Sinaitic, tulisan Mesir kuno hanya berupa konsonan.
Karena hanya berupa konsonan akan sulit mengucapkan suatu kata atau vokal apa yang mungkin digunakan diantara konsonan.
Untuk mensiasati hal ini, arkeolog memasukkan vokal dalam hieroglif secara artifisial.
Oleh karena itu, para arkeolog memutuskan menempatkan ‘a’ dan ‘e’ diantara konsonan, mengubah ‘y’ menjadi ‘i’, ‘w’ menjadi ‘u’, dan ‘a’ diganti ’3′.
Misalnya, R’-mss, raja Dinasti ke-19, saat ini dikenal sebagai Rameses atau Ramses.
Tapi, menurut dokumen yang ditulis untuk pertukaran diplomatik antara Mesir dan Mesopotamia, nama itu kemungkinan besar diucapkan sebagai Riamesesa.
Sistem penulisan Mesir kuno terdiri dari sekitar 700 huruf. Hieroglif terutama digunakan untuk menulis teks keagamaan atau dokumen lain yang penting.
Pada awalnya, sebuah skrip sederhana dikembangkan yang disebut sebagai ‘hieratic’.
Skrip ini digunakan secara luas hingga sekitar 800 SM untuk penulisan teks agama, sastra, dan bisnis.
Pada sekitar tahun 700 SM, skrip dikembangkan lebih lanjut menjadi apa yang disebut ‘demotic’.
Hieroglif terus digunakan di Mesir sampai sekitar tahun 400 untuk kemudian digantikan oleh Koptik, bentuk lain dari bahasa tertulis.
Di kemudian hari, bahasa Arab menjadi bahasa lisan dan tulisan di Mesir sehingga pengetahuan kuno menulis dan membaca dalam simbol-simbol akhirnya terlupakan.

Misteri Terpecahkan
Para cendekiawan telah berusaha menafsirkan hieroglif Mesir kuno selama berabad-abad tetapi masih belum sepenuhnya berhasil.
Namun, ketika tentara Perancis sedang menginvasi Mesir, mereka menemukan Batu Rosetta pada tahun 1799 dan mulai terjadi terobosan.
Prasasti pada Batu Rosetta ditulis dalam tiga bahasa: pada bagian paling awal ditulis menggunakan hieroglif, bagian tengah ditulis dalam naskah demotic, dan di bagian bawah ditulis dalam koine Yunani dari periode Helenistik.
Skrip demotik dan bahasa Yunani merupakan sistem penulisan yang dikenal para ahli tentang Mesir kuno pada abad ke-19 sehingga membantu dalam memecahkan misteri hieroglif.
Jean-Francois Champollion, seorang Perancis, merupakan orang pertama yang berhasil memecahkan hieroglif.
Dia mampu menguraikan hieroglif dengan benar ketika mengunjungi Mesir untuk melihat sebuah ukiran kuil pada tahun 1828.[]